www.iainlhokseumawe.ac.id – Pelaksanaan yudisium angkatan ke XII Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe bagi lulusan sarjana srata satu (S-1), Kamis (31/08/2023) diisi dengan orasi ilmiah oleh Baiquni Hasbi, Ph.D lulusan doktor salah satu kampus di Amerika Serikat, saat ini ia juga tercatat aktif sebagai dosen pada fakultas tersebut.
Momentum yudisium tersebut diikuti sebanyak 223 lulusan sarjana pendidikan yang tersebar di delapan jurusan sedangkan yang meraih predikat cum laude sebanyak 98 lulusan. Prosesi yudisium berlangsung dengan khidmat yang di gelar di aula lantai 3 FTIK.
Dalam kesempatan tersebut, orator ilmiah menyampaikan seputar pendidikan masa depan. Ia menyebutkan teknologi sangat ini berperan dalam kehidupan manusia saat ini. Transformasi teknologi semakin canggih tanpa batas, sehingga dapat memudahkan seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah. Salah satunya dengan hadirnya Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan).
Hadirnya AI di tengah-tengah masyarakat dapat membantu hampir semua bidang usaha seseorang. Dengan bantuan AI apapun pekerjaan akan menjadi lebih ringan dan mudah, ia pun mendemonstrasikan langsung pengunaan AI untuk membuat desain poster dan artikel dengan hanya menyebutkan keinginan dan dalam hitungan menit selesai dikerjakan oleh bantuan AI.
Selain itu, ia mengajak kepada para pendidik dan calon pendidik jika mengajar nantinya agar menghindari untuk hanya sekeder memberikan informasi. Karena orang sudah mendapat informasi dari bermacam sumber referensi, jadi tidak perlu terpaku pada proses transfer informasi. Ujarnya.
“Yang perlu kita berikan saat ini adalah skill-skill yang fundamental yang dibutuhkan sesuai dengan zaman saat ini. Seperti kemampuan beradaptasi, Berfikir kritis (Critical Thinking) dengan perubahan hal baru serta kemampuan berkolaborasi dan kreatifitas this is education for point now.” Ungkapnya dihadapan para yudisia dan tamu undangan.
Doktor lulusan University of North Carolina at Chapel Hill, Amerika Serikat juga menjelaskan metode yang ia gunakan untuk memancing mahasiswa atau peserta didik untuk berfikir kritis, berkolaborasi dan creativity dalam perspektif sejarah. Saat ini ketika berbicara sejarah tidak lagi berbicara masa lampau akan tetapi berbicara masa depan.
Dalam Perspektif sejarah Aceh, kemampuan beradaptasi, berfikir kritis, kreatif dan kolaborasi ini adalah empat kunci para sultan Aceh dulu hingga bertahan hingga abad 19.
“Kita harus ketahui bersama bahwa kesultanan Aceh itu adalah salah satu kesultanan muslim yang paling lama bertahan, selain Kesultanan Turki Utsmani, kesultanan Zimbabwe Afrika Timur yang lainnya sudah dijajah lebih dulu dan kita kesultanan yang akhir.” Ungkapnya kembali.
Sementara itu, Dekan FTIK, Dr. Jumat Barus, Ss, Ms berharap lulusan sarjana pendidikan agar terus meningkatkan kapasitas diri terutama bagi diri, masyarakat dan nusa dan bangsa. Ujarnya.
Sebelumnya rangkaian yudisium FTIK juga dikemas dengan pemberian penghargaan kepada mahasiswa yang berprestasi di fakultas tersebut yang telah mengharumkan nama kampus dikancah daerah, nasional bahkan internasional. Pemberian penghargaan diserahkan langsung oleh Rektor yang didampingi oleh Dekan dan Wakil Dekan III FTIK.
Rektor dalam nasehatnya mengucapkan selamat dan sukses atas pencapaian hari ini dan anda akan dikukuhkan sebagai lulusan sarjana pendidikan. Dikesempatan yang Rektor menitipkan pesan kepada lulusan hari ini agar terus belajar, terutama belajar tentang hal-hal dunia digitalisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman. (AR)