Utsman bin Affan adalah khalifah dalam sejarah Islam. Lahir enam tahun setelah tahun Gajah dan beriman melalui Abu Bakar ash-Shidiq. Sumur Raumah disebut juga sebagai sumur Utsman bin Affan. Adapun dinamai sumur Utsman bin Affan sebab beliau yang membeli dan mewakafkan sumur itu untuk kepentingan umum (Diakses alif.id tanggal 25/03/2024). Kisah sumur Utsman bin Affan sudah sangat popular dikalangan umat muslim. Utsman bin Affan termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW yang dikenal dermawan. Ia tidak pernah ragu mengeluarkan hartanya di jalan Allah SWT.
Sumur Raumah merupakan sumur bersejarah di Madinah, Arab Saudi. Posisi sumur raumah sekitar 3,5 km dari Masjid Nabawi atau sekitar 1 km dari Masjid Qiblatain. Dinamai sumur raumah karena dinisbatkan kepada nama pemilik asal yaitu Raumah Al-Ghifari dari suku Kinanah. Sumur ini sekarang berada dibawah tanggungjawab pemerintah Arab Saudi. Seseorang pedagang kaya raya yang membantu masyarakat Madinah yang pada saat itu sumur-sumur di rumah warga kekeringan dan tidak ada air untuk kebutuhan sehari-hari.
Kisah berawal dari Kota Madinah yang mengalami kekeringan yang dahsyat. Semua sumur warga mengalami kekeringan terkecuali ada satu sumur yang masih mengalir yaitu sumur raumah yang dimiliki seorang Yahudi. Mengingat air adalah kebutuhan utama, mau tidak mau warga Madinah terpaksa membeli air di sumur milik Yahudi. Kondisi tersebut membuat prihatin Rasulullah SAW karena melihat umatnya menderita karena bencana kekeringan air di Kota Madinah. Sebenarnya bukan air yang sulit ditemukan, persoalan utama saat itu karena pemilik sumur dengan air melimpah justru dimiliki seorang Yahudi. Mendapatkan laporan itu dari umatnya, Nabi besar Muhammad SAW lantas memberikan penawaran pada sang pemilik sumur. Sebagai ganti sumur tersebut, Rasulullah menawarkan kebun luas sebagai gantinya. Namun sang pemilik sumur menolak dan mengatakan hanya menerima uang semata.
Hingga Rasulullah bersabda, “Wahai sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat,maka ia akan mendapatkan surga-Nya Allah Ta’ala.” (HR. Muslim).
Sahabat Rasulullah Utsman bin Affan langsung menyambut dengan membeli sumur tersebut agar bisa digunakan oleh seluruh masyarakat Kota Madinah. Pemilik sumur raumah langsung menawari dengan harga sangat tinggi sesuai dengan hukum pasar. Namun, juga pemilik khawatir akan kehilangan potensi pendapatan.
Pemiliknya menolak, dia menawarkan Utsman membeli setengah air di sumur itu atau menyewa sumur tesrebut. Utsman lantas membeli setengah air sumur tersebut. Pembagian yang dimaksud dengan kata `setengah` adalah di mana pemilik sumur dan Utsman bergantian mengkonsumsi air sumur dua hari sekali, hari ini Utsman, besok pemilik sumur, dan begitu seterusnya. Utsman lalu mewakafkan air sumur sesuai jatah harinya untuk keperluan kaum muslim. Uniknya, setiap warga justru hanya mau minum air sumur di jatah hari Utsman dan tak ada yang datang di saat hari pemilik sumur seoran Yahudi. Karena merasa rugi, dia lantas menjual seluruh sumur kepada Utsman.
Setelah dimiliki, asset tersebut langsung diwakafkan untuk kepentingan kaum rakyat Madinah. Akhirnya sumur wakaf Utsman Bin Affan ini menjadi satu-satunya sumber mata air yang memberikan manfaat untuk kebun kurman di sekitarnya. Hingga saat ini pohon kurma terus bertambah jumlahnya hingga saat ini dikelolah oleh pemerintah Arab Saudi.
Departemen Pertanian Saudi menjual hasil dan ribuan pohon ke pasar-pasar. Setengah keuntungannya disalurkan ke anak yatim. Setengahnya lagi disimpan di rekening bank atas nama Utsman bin Affan dibawah pengawasan Depertement Pertanian. Walaupun ribuan tahun berlalu, manfaatnya tak berhenti terus mengalir. Rekening Utsman bin Affan terus bertambah, hingga pemerintah Saudi memutuskan untuk membelikan tanah di kawasana Markaziyah (area ekslusif) dekat masjid Nabawi. Di atas tanah itulah dibangun hotel Utsman bin Affan di Madinah, bangunan dengan 210 kamar siap sewa dan 30 kamar khusus yang siap menyambut para wisatawan di Madinah. Hotel itu berdiri gagah setinggi 15 lantai dengan 24 kamar disetiap lantainya (Diakses liputan 6.com)
Empat belas abad bukanlah waktu yang sebentar walaupun jasad tertimbun tanah, namun amal Utsman bin Affan terus mengalir tiada henti. Manfaatnya terus dirasakan hingga kini. Hotel dan rekening atas nama utsman menjadi saksi kedermawanan sahabat nabi dan bukti aktualisasi wakaf untuk kesejahteran umat. Sumur yang dibeli Utsman salah satu bentuk keajaiban wakaf produktif yang menyejahterakan umat. Allah pun mengangkat namanya hingga saat ini masih dikenal terbukti nama akun rekening masih nama Utsman Bin Affan.
Harta yang kita sedekahkan secara fisik memanglah berkurang, namun Allah telah berjanji dalam Al-Qur’an akan mengganti sesuatu yang kita beri dengan sesuatu yang lebih baik. Pada hakikatnya setelah kita berbagi kepada orang lain, di situlah letak sebenarnya harta kita. Jadi semakin banyak kita mengeluarkan harta, maka harta yang kita keluarkan itulah harta sejati yang kita miliki. Banyak sekali hikmah atau keutamaan sedekah bagi mereka yang mau mengamalkannya. Di dalam Al-Qur’an sendiri banyak ayat yang menerangkan keutamaan sedekah. Salah satunya ialah dalam Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 39 yang berbunyi “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” Rasulullah pernah bersabda “tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan, kecuali ia bertambah, bertambah dan bertambah” (HR. Tirmidzi). Wallahu A’lam Bishawab.
Artikel ditulis oleh Trie Nadilla, M.Si.,Ak.,CA, dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Lhokseumawe