www.iainlhokseumawe.ac.id – Dosen jurusan Ilmu Falak (Astronomi), Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr. Ismail, M.A menjelaskan sesuai hasil kajian ilmu falak 1 Ramadhan 1443 H jatuh tepat pada hari Minggu, 3 April 2022. Berikut penjelasannya.
Imkan rukyat merupakan sebuah teori yang mensyaratkan parameter tertentu agar bisa dianggap hilal memungkinkan untuk dilihat atau diamati setelah matahari terbenam. Forum Menteri Agama Brunei Darussalah, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) dalam pertemuan virtual 8 Desember 2021 telah menyepakati kriteria baru untuk imkan rukyat yang dikenal dengan IR MABIMS 3.6,4. Secara detail kriteria imkan rukyat ini menetapkan dua parameter yang harus terpenuhi agar hilal bisa diamati.
Pertama, tinggi hilal minimal 3 derajat di atas ufuk barat saat matahari terbenam. Pada ketinggian tersebut dianggap kontras hilal sudah mampu mengalahkan kontras langit barat yang diakibatkan oleh bias cahaya matahari sehingga cahaya hilal mudah diamati, karena semakin tinggi posisi hilal semakin kuat cahaya hilal ketimbang cahaya langit.
Kedua, besar sudut elongasi bulan minimal 6,4 derajat.Pada besaran sudut tersebut dianggap batasan minimal cahaya piringan bulan bisa diamati, karena semakin besar nilal sudut elongasi bulan akan semakin besar pula kadar piringan bulan menerima cahaya matahari.
Untuk mengetahui kapan jatuh 1 Ramadhan 1443 H, terlebih dahulu kita harus mengetahui kondisi hilal (bulan sabit yang terlihat di atas kaki langit barat setelah matahariterbenam) untuk 1 Ramadhan 1443 H. Hilal menjadi patokan dalam menetapkan awal bulan Hijriah dalam kalangan mazhab hisab dan mazhab rukyat di Indonesia.
Data hilal untuk awal Ramadhan 1443 H di Indonesia adalah sebagai berikut: pertama, Konjungsi geosentrik atau ijtma’ yaitu peristiwa ketika nilai bujur ekliptika Bulan sama dengan nila ekliptika Matahari dengan diandaikan pengamat berada di pusat Bumi. Peristiwa ini kembali terjadi pada Jumat 1 April 2022 pukul 13.24 WIB atau pukul 14.24 WITA atau pukul 15.24 WIT.
Kedua, tinggi hilal di atas ufuk barat pada hari Jumattanggal 1 April 2022 M atau 29 Syakban 1443 H saat matahari terbenam diseluruh Indonesia berkisar antara 2 derajat 10 menit Busur (tertinggi) di Bengkulu, sampai dengan 1 derajat 7 menit busur (terendah) di Jaya Pura.
Ketiga, sudut elogasi bulan adalah jarak sudut antara pusat piringan bulan dengan pusat piringan matahari yang terbentuk saat Matahari terbenam di tempat pengamatan. Nilai sudut elogasi Bulan saat Matahari terbenam pada hari Jumat 1April 2022 atau 29 Syakban 1443 H diseluruh Indonesia berkisar antara 3 derajat 28 menit busur (tertinggi) di Banda Aceh sampai 2 derajat 56 menit busur (terendah) di Kupang.
Dari data hilal di atas, dapat diinformasikan bahwa kondisi hilal di seluruh Indonesia pada hari Jumat 1 April 2022 atau 29 Syakban 1443 H belum memungkinkan untuk diamati karena masih jauh dari teori kriteria imkan rukyat, sehingga jamlah hari bulan Syakban 1443 H digenapkan menjadi 30 hari dan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Minggu 3 April 2022.
Menanggapi tentang organisasi Muhammadiyah yang sudah mengumumkan melalui maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 bahwa 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada Sabtu 2 April 2022, hal ini dikarenakan mengacu kepada hisab hakiki wujudul hilal, di mana awal bulan baru dianggap sudah masuk bila bulan telah terjadi konjungsi, konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam, dan saat matahari terbenam piringan atas bulan masih berada di atas ufuk barat. Secara kriteria hisab wujudul hilal, semua persyaratan telah terpenuhi saat matahari terbenam pada Jumat 1 April 2022 dan sudah sewajarnya ditetapkan 1 Ramadhan 1443 H Sabtu 2 April 2022. (AR)