www.iainlhokseumawe.ac.id – Mahasiswa jurusan Ilmu Falak (Astronomi), Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe mengamati fenomena Supermoon pada Selasa (14/6/2022), di gedung Observatorium Malikussaleh IAIN Lhokseumawe.
Dr. Ismail, MA, dosen Ilmu Falak pada Jurusan Astronomi Fakultas Syariah yang membimbing langsung proses pengamatan fenomena Supermoon tersebut mengungkapkan pengamatan ini dimaksudkan untuk kepentingan penelitian dan edukasi dalam bidang keilmuan astronomi, apalagi bulan sebagai benda langit terdekat dengan bumi.
Ia mengatakan bulan menjadi selalu menarik untuk diamati. Sebagai satelit bumi, bulan selalu mengintari bumi dengan bentuk orbit yang lonjong (elip) dengan waktu tempuh dalam satu kali orbit (sinodis) 29 hari 12 jam 44 menit 43 detik. Bentuk orbit bulan yang lonjong mengakibatkan posisi bulan jauh dengan bumi (apoge) dengan jarak 405.969 kilometer dan bulan dekat dengan bumi (perige) dengan jarak 363.104 kilometer. Jelasnya.
Bila posisi bulan saat purnama lebih jauh dari posisi bulan jauh (apoge) disebut dengan mikromoon. Namun, bila posisi bulan saat purnama lebih dekat dari bulan dekat (perige) disebut dengan Supermoon. tambanya.
Supermoon merupakan sebuah istilah untuk peristiwa bulan purnama yang bersamaan dengan posisi terdekat dengan bumi. Pada tanggal 14 juni 2022 jarak bumi dengan bulan 337.433 kilometer. Pase puncak purnama terjadi pukul 18.51 Wib. Dampak dari peristiwa ini, piringan bulan akan terlihat lebih besar 14 persen dari purnama saat mikromoon dan 6 persen lebih besar dari purnama rata-rata. Cahaya bulan akan terasa lebih terang 30 persen dari purnama saat mikromoon dan 16 persen dari purnama rata-rata.
Dengan menggunakan tiga teleskop, pengamatan Supermoon dilaksanakan pada pukul 18.30 sampai 20.30 WIB. (NA)