Lhokseumawe – Sebanyak 3 dosen dilingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dinyatakan lulus seleksi sebagai penerima beasiswa studi S3 luar negeri, mereka adalah Sufri Eka Bhakti, dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Taufiq Hidayah, M.Pd dan Muhammad Arif, MA, keduanya dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
Salah satu awardee, Taufiq Hidayah menceritakan ada 2 tahap seleksi yang harus dilewati. Pertama seleksi administrasi (termasuk proposal disertasi, dan kedua Interview, tes writing (IELTS), psikotes, dan wawancara, yang dilaksanakan di Batam, Kepulauan Riau, pada 25 April 2018 lalu.
“Alhamdulillah kedua tahapan seleksi lulus, apalagi tahapan awal yang salah satu persyaratan terberat harus adanya nilai IELTS/TOEFL resmi, Kebetulan saya sudah punya nilai IELTS pasca ikut academic preparation akhir 2016 sampai pertengahan 2017 di Bali dengan sumber dananya juga program 5000 Doktor MORA ini,” ungkapnya.
Dia juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah ikut mendoakan dan mendukungnya. “Secara pribadi mengucapkan terima kasih atas segala doa dan dukungan selama ini diberikan oleh rektor, dekan, dosen, karyawan dan mahasiswa juga.” Tuturnya.
Ketiga dosen IAIN Lhokseumawe yang lulus mengikuti program 5000 Doktor ke luar negeri dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mempunyai tujuan berbeda negara. Rinciannya adalah Sufri Eka Bhakti lulus ke Jerman, Taufiq Hidayah ke Australia dan Muhammad Arif ke Mesir.
Untuk diketahui, program 5000 doktor juga dikenal dengan MORA Scholarship adalah program beasiswa ditujukan untuk dosen dibawah kementerian Agama, pertama kali diselenggarakan pada tahun 2014, untuk meningkatkan mutu lulusan pendidik serta menambahkan doktor di lingkungan Perguruan Tinggi Islam dengan memberikan beasiswa bagi dosen yang mau lanjut studi ke dalam dan luar negeri.
“Ini merupakan babak awal perjuangan, semoga diberikan kelancaran ke depan harapannya, agar bisa menjalani dengan sebaik baiknya hingga tercapai cita-cita dan membawa manfaat tersendiri bagi kampus tercinta.” Tutupnya. (SH)